Minggu, 30 November 2014

Jati diri, kedamaian, pencerahan, dan Tuhan dalam perjalanan.

Orang melakukan perjalanan untuk mencari. Mencari jati diri, kedamaian dan juga pencerahan. (138 Titik Nol)

Orang dalam hidup mencara jati diri, maka mereka menciptakan identitas untuk dirinya sendiri. Bahkan multiple identity. Seorang mahasiswa, atlit, penari menjadi kesatuan identitas yang melekat pada diri seseorang. Orang hidup juga mencari Tuhan, maka mereka sering-sering beribadah. Tapi aku menemukan diriku dan Tuhan di dalam setiap perjalanan. Menemukan jawaban-jawaban yang tidak bertuankan pertanyaan.
Aku menemukan diriku dan juga Tuhan di dalam setiap pertemuan, di dalam orang-orang yang dipertemukan dalam perjalanan. Di dalam tukang ojeg pelabuhan, kepala suku sebuah desa di atas bukit, tukang kapal antar pulau dan anak kecil di atas truk sampah. 
Aku ada dalam mereka, dan Tuhan ada pada mereka. Aku menemukan diriku dan Tuhan di dalam sebuah ketidakpastian nasib, dalam ketakutan, di dalam kedinginan malam, dan di dalam sebuah harapan. Bukankah itu yang orang-orang cari? Jati diri, sebuah jawaban, dan Tuhan? Dan aku menemukan mereka di dalam perjalanan.


Semua individu memiliki ketakutan. Hippies yang keliatan hidup bebas dan lepas sebenarnya adalah produk dari ketakutan-ketakuran akan kemapanan plus dinginya tekanan individualisme dan kepalsuan dunia modern. (139)

Aku melakukan perjalanan untuk mencari, kebenaran. suatu hal yang real, yang bukaan ciptaan sudut pandang si A atau si B. Semua yang kita temui dalam masyarakat merupakan ciptaan manusia. Opini dibuat, digeneralisasikan, dan dijadikan patokan suatu kebenaran. Moral, nilai, keluarga adalah suatu hal yang dianggap society sebagai normal. Apa yang diluar normal dianggap salah. Namun di dalam alam aku menemukan kebenaran. tanpa buatan, tanpa rekayasa, tanpa sentuhan dan campur tangan manusia. Di dalam alam aku menemukan keteduhan, ketenangan yang tidak direkayasa, yang begitu apa adanya dan tidak mampu diusik anggapan manusia.



Jumat, 14 November 2014

Reminisensi

Bunyi air menitis,
harum tanah basah,
dan dinginya hujan di bulan desember
membangkitkan kenagan dan perasaan hangat
akan selimut di kost-kostan,
uap kopi dan titisan air di kaca,
atau uap kopi dan lampu kota,
sebuah kesunyian yang ditemukan saat berlindung di sebuah warung,
rayuan hujan yang menahan pulang.
Akan celah diantara buku-buku,
petualangan,
dan gang sempit di depan Parahyangan.

Jadi ingin pergi,
mengulang lagi