Senin, 28 Januari 2013

Bloom


In the morning when I wake
And the sun is coming through,
Oh, you fill my lungs with sweetness,
And you fill my head with you.

Shall I write it in a letter?
Shall I try to get it down?
Oh, you fill my head with pieces
Of a song I can't get out.




When the evening pulls the sun down,
And the day is almost through,
Oh, the whole world it is sleeping,
But my world is you.


- The Paper Kites

Minggu, 27 Januari 2013

".... To fall in love once more" - Pico Iyer



'Coz I'll sail seven seas.

Setiap sudutnya, 
setiap hembusannya, 
setiap gulungannya,
 setiap sepoi yang menghempas, 
setiap iramanya. 


Aku. Jatuh. Cinta.


Dengan perjanalan ini. 
Sama Indonesia.



- Menuju, Segara Anakan.

Senin, 14 Januari 2013

What Feeds a Free Soul ?




You wonder where you belong, because like any other places that called, 
the nature feeds your soul. The most.
Yet the land with an elevated constructions become the place where you were born.
When you know once you get back to the system,
your soul dwarfed.



“I see my path, but I don’t know where it leads. Not knowing where I’m going is what inspires me to travel it.” 
Rosalia de Castro

Minggu, 13 Januari 2013

Menurut Padang Bulan


Kenapa orang berpergian? 
Salah satunya adalah bertemu dengan orang baru, mendengar perjalanannya dan noticing kindness among them. The experiences in this whole month had been a really great experiences. Terutama perjalan 9 hari terakhir. Banyak pembelajaran, walaupun ada halangan tapi ngga mengurangi eksistensi kesempurnaan perjalanan itu sendiri. 
Pembelajaran yang paling diambil banyak adalah orang-orang yang dipertemukan dalam perjalanan tersebut. Alhamdulillah sepanjang perjalanan orang yang dimampirin ke journey  ini kocak-kocak. HAHA. Ada si (sebut saja namanya) Justin (dia mintanya begitu), ada tukang taksi jogja yang bisa ngeramal, ada Cipit dan orang-orang unik di Kaldera, ada tukang angkot rute malang-bromo plus keneknya yang bisa-bisanya nganter kita ke bromo kaga bawa jaket (pan dinginnya udah kaya di kutub), sampe bule Quebec yang hampir dibohongin penduduk lokal, dan lain-lainnya.



Justin
Justin itu guide di goa pindul, kelakuannya super ngga jelas. Tapi yang jelas dia udah pernah kecipratan pipis gue pas mulutnya lagi mangap. Terus kasian juga sih nasibnya harus nemenin gue terjun dari tebingnya sungai oyo, trus berenang ngelawan arus sambil narik gue “berenang sendiri napa!’ kata doi. Bener juga sih berat banget pas we coba berenang lawan arus haha maaapiinn we ya Justin


Tukang Taksi
Intinya abis liat jempol gue dia cuma bilang "mbak, maaf ya, maaf lho. tapi mbaknya ini PD aja. Yang mau banyak tapi mbaknya suka masa bodo gitu. cuek orangnya" The end.


Cipit
Kalo ini porter kita pas ke sempu. Sumpah nyentrik abis (in a good way). Kelakuannya, pandangannya tentang alam, tentang hidup. Selera musiknya yang dari lagu jawa terus ke Reggae abis itu nyambung metal. Gimana ngga nyambungnya dia sama kota, mall, sama temen kuliahnya yang menurut dia kesehariannya cuma ngomongin ‘malam ini kita makan dimana?’ ‘hp kamu apa?’ kalo menurut dia untuk apa??? makan ya makan aja. ahahaha.
Asik banget sih gaya hidup dan pengalamannya. Muter-muter Kalimantan naik vespa. Untung gue udah nyobaiin naik vespanya pas jalan ke sempu. Pol sih itu gue kaya di film-film naik Vespa di jalan panjang yang kanan kirinya pemandangan bagus tak terdeskripsikan. Macem buat videoklip untuk lagu-lagunya FLOAT tau ngga.


Yang gue notice dari Cipit selama trekking kita ke Sempu adalah. Dia cenderung membiarkan kita memilih path kita sendiri selama trekking. Setiap dia jalan di depan beberapa kali dia berenti trus nyuruh kita jalan duluan “ayo jalan,” dia sih cuma ngmong gitu doang, tapi bagi gue bagaikan ‘ayo jalan duluan, pilih jalan lo sendiri kalo salah gue nyusul kalo jatoh berdiri lagi’.


 Bener juga sih kalo dikaitin sama hidup, setiap orang itu punya path-nya masing-masing. Satu sama lain orang itu ‘perjalanannya’ ngga sama. 
Jalanan sempu pas berangkat itu lengket karena habis hujan, sedangkan pas balik becek karena sembari hujan -_- Tiap kali gue coba ikutin jejak yang dia lompat-lompatin bagaikan kijang dihutan (-_-) yang ada beberapa jejak pijakan malah ngga sama, sama kaki gue. Ujung-ujungnya gue jatoh di tanah becek nista itu berulang-ulang kali. Tapi once gue pilih rute sendiri perjalanan lacar banget bok, gue bagaikan kijang lainnya (apasih najis). Pelajarannya macem hidup kan? In order not to get stumble in life, people must choose their own path.


Terus Cipit itu selalu ngebiarin kita ngelakuin apa aja. Maksutnya, medan di Sempu itu ngebuat  orang rawan jatoh. Apalagi wanita manis kaya gue. Tolooong. Tapi, tiap kali ada yang teriak otw jatoh atau bahkan udah jatoh terjerembab makan lumpur, dia diem aja tuh. gubris aja kage. nengok aja kage!!!! Kayanya bagi dia sesuatu hal itu memang terjadi secara natural, biasa aja dan ada solusinya. Ngga perlu dilebih-lebihkan. 
Biasanya kita, terutama cewek di saat udah mau jatoh berharap bakal langsung dijagaiin, di pegangin, tapi bagus sih berhubung porter kita cuek banget jadi kita udah biasa dan bisa bangkit sendiri. Yang pol sih pas Arvie jalan dipinggir tebing kepeleset hampir nyemplung laut sempu tapi karena tangan pemukul bat-nya itu kuat banget dia berhasil gelantungan-gelantungan di dahan pohon macem monyet. Cipit cuma ngeliatin doang tuh. kaga ade wejangan2 ‘ati-ati’nya. hahahaha. Bagus sih. gue liatny dia kaya orang yang melihat sesuatu secara natural. Diemin aja, nanti juga bisa. Diemin aja, biarin Arvie nikmatin proses jatohnya, sebagai manusia nanti dia akan cari jalan keluar untuk berdiri lagi. Diemin aja kalo nangis, toh nanti juga bakal berenti sendiri. Kurang lebih semacem itulah. efek dikitany juga bagus. “Tragedi itu selalu memiliki jalan keluar” ahahah.


Asik juga sih pandangan pecinta alam. Natural banget. Dari renungan-renunganya di malah hari, kesederhanaanya, kejujuranya, dan kepeduliannya sama alam. Kota oh kota. Nasib gue jadi anak kota.



Bule Quebec
 Dari perjalanan Malang-Lombok yang memabokan dan hampir berkisar 23 jam, akhirnya kita mijak di tanah Lombok juga. Bedanya orang Jawa yang iya-iya aja dan nrimo sama orang di kepulauan seperti Bali dan Lombok menurut analisa gue, kebaikan mereka adalah money-orianted ( seyeeemm :( ). Dan yang jadi target kekayaan mereka adalah turis asing. Tukan-tukang di Lombok dari mulai porter sampe supir gencer banget kalo nawarin. Udah kaya pejuang '45 deh pantang menyerah pokoknya. Abis turun dari kapal dan dikerubungin orang-orang bule di belakang kita yang masih mabok laut (kayanya) ngikutin kita terus. Ternyata bener kan mereka minta pertolongan orang lokal a.k.a kita-kita ini mahasiswa yang  kesasar juga. Pokoknya singkat cerita akhirnya di bule beruntung banget bisa pergi di Lombok naik angkot charter-an pake harga lokal. hahaha. 
Yang jadi pelajaran di sini adalah, ngebantu orang itu enak banget. Apalagi orang asing yang ada di negara orang lain. Banyak pengharapan dalam situ. Karena saat kita sendiri ada di posisi mereka, siapa sih yang ngga mau di bantu? iya ngga?
Di angkot Charter-an kita ngobrol-ngobrol banyak. Tentang Canada asal mereka, tentang tempat, travel, cerita dia, cerita gue, dan lain-lain
 Terus berhubung rasa cinta gue sama Indonesia besar dan ingin membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, dengan menggunakan jurus HI gue ya jual lah Indonesia dengan menjadi masyarakat yang membantu (hahaha) sekali tepuk bukan cuma nyamuk yang mati, lalat lebah pun jadi. 

 Gue pingin orang luar tau betapa indahnya Indonesia jadi saat mereka nanya,
 'you like to travel, why don't you go to Thailand or any other places?'
dengan bangganya gue bisa jawab

'this is my opinion ya, My country's culture is diverse. There are a lot of culture, places, and ethnic differences. So instead and before I explore other country, I am thinking why don't I explore my own country first'



Banyak cerita yang pingin d share yang walaupun seberbusa apa gue ngomong nonsense yang bisa ngerti pemaknaanya cuma gue. Tapi pingin banget di bagi, biar suatu saat bisa inget lagi kalo gue pernah ngerasaan such feelings








“Pertemuan dengan seseorang mengandung rahasia Tuhan. Maka, pertemuan sesungguhnya adalah nasib. Orang tak hanya bertemu begitu saja, pasti ada sesuatu di balik itu." 
- "PADANG BULAN"

Kamis, 03 Januari 2013

They Missed Their Aim

It's funny how they sing the same song. Ironically she missed the aim.
Her sorrow doubled.  Sense and taste the pain of her own confusion and his.
She felt his sorrow, the blues, the hopes and expectation that poured in to the song.
Every words are devoted. But he missed his aim.
How they sat down together and waiting for nobody knows how long, and still ironically she missed the aim.

Confusingly, resignedly asking of when will 'it' changes.






When I look in your eyes
I can feel the butterflies
I love you when you're blue
Tell me darlin' true
What am I to you