Selasa, 02 Juni 2015

Tentang Tanah Gantong (dan sekitarnya)

1. Pendar, aku jadi samar. 
Gemilang di mata-mu. 
Kata kamu.

- Gazing @Tanjung Tinggi





2. Hakikatnya, semua jalan menuju Tuhan

- Wihara Dewi Kwang Im

Me, bebicara dengan Om Han melalui cara yang belum pernah dicoba sebelumnya.
Belum begitu terasa 'esensinya'. Mungkin karena perkara kebiasaan, adat, buadaya, dan tabiat.
Intinya kebiasaan.


 Jadi, siapa itu kebiasaan?



3. Saya telah terikat dengan tanah Belitung semenjak pertama kali saya membuka lembaran pertama tetralogi "Laskar Pelangi" yang ditulis oleh Andrea Hirata. Semenjak itu, saya telah terinspirasi oleh suatu tempat yang belum pernah saya kunjungi



4. Bayan di senja hari, aku jadi jingga.



5.  Disini semua terlalu biru.
Langitnya terlalu biru.
Air lautnya terlalu biru.
Gradasi dari steel blue, dodger, medium blue, navy deepsky dan midnight blue.
Bahkan bekas tambang Kaolin itu terlalu biru.

Namun, tidak pilu.
Justru malah syahdu

-Tidur di kapal, di depan Pulau Lengkuas.
Lalu baca politik.




6. Sejak 1882.



7.  Disini setelah pariwisata merajalela,
semua jadi serba "jaman dulu". 
Jaman dulu "semua" serba/tentang Timah.



8. The zen-est place to read book.
Sambil ditemenin deburan ombak,
dengerin lagunya Banda Neira yang "Langit & Laut",
terus bukunya "The time keeper".
Baaayyy.






9. You are such a great painter. 
I admire you.
I love every You in me.


Bang Chopra bersabda; 
"Satu-satunya keindahan di dunia adalah keindahan dalam dirimu. Jiwa adalah esensi kita, bagian paling murni dari diri kita. Semua keindahan itu adalah pantulan jiwa. Cara-cara untuk melihat kilasan jiwa; kapan pun dunia menikmati kehidupan, aku benar-benar melihat kilasan jiwaku. Ketika aku melihat kebahagian dalam diri seseorang yang bahkan tak kukenal, aku benar-beanr melihat kilasan jiwaku. Ketika air laut berkilauan seperti permata, atau angin membelai lembut kulitku, aku melihat kilasan jiwaku.





10. Kalo ngeliat kaya gini mah 
ngga akan pernah puas. 
Harus di cukup-cukupin biar puas. 
Kalo ngga kaya gitu, ngga akan pernah tidur.

Ps: You know that I'll travel the world just to get to where you shines right?




11.  And yes! I love my randomness so much.

- Keramba Jaring Apung

Feeding my curiosity at Keramba Jaring Apung




12. Mungkin kamu akan menemukan saya rebahan di ruang tunggu bandara.
Atau tertidur di lorong kereta kelas ekonomi
ketika badan mulai terasa pegal akibat tempat duduk 90 derajat itu.
Menepi dibawah kursi kereta agar tidak menyandung penumpang lainnya yang sedang berjalan.
Letih akibat perjalanan.

Mungkin pula kamu akan menemukan saya membaca buku di stasiun,
menunggu kereta datang.
Terkadang sembari memperhatikan pendar lampu kereta yang melaju datang.

Atau di terminal bus, memainkan gitar lele.
Bukan ngamen.
Bosan menunggu bus yang ngaret datang akibat macetnya jalan kota Jakarta.
Mungkin datang dari arah Rawamangun.
Atau mungkin dari Kampung Rambutan.


- Travel Jaded, Rebahan di Ruang Tunggu Bandar Udara H.A.S  Hanandjoeddin.
Sambil reminisensi, tak acuh.