Senin, 14 Juli 2014

Hari Bisa Menjadi Lebih Baik

seperti biasa, emosi menguasai tubuh ini, menyerap sepenggal dari sisa-sisa perjuangan.
Maka ia bermuram durja.
Mungkin hari tidak akan berubah lebih bai.
Namun ia mencari sedikit harapan, maka ia berkelana di sore hari.
5.20.
Matahari tidak pernah sejingga ini. Sinar-sinarnya masuk menyusupi sela-sela pepohonan, terus menjalar. Sejenak benteng-benteng sentimen itu sedikit luntur terbalut hangatnya mentari senja.
Dibiarkannya cahaya menjalar itu menyuspi ruang-ruang muka. Terus menjalar menyusupi hatinya yang terluka. Membukusnya dengan hangat.
Maka durjanya yang bermuram pun lambat laun melembut.

Ia pulang kembali disambut malam.
Malam tidak pernah secerah ini dan bintang tidak pernah sebanyak ini.
Ia tidak mungkin melewatkan momen ini.
Diambilnya kantung tidur dan bantalnya kemudian ia berlari menuju atap menggelar semuanya.
Langit malam penuh bintang selalu indah.
Langit malam penuh bintang selalu menjadi misteri.
Perasaan resah dalam dirinya kian meluntur. Ia kegirangan.
Seakan semesta berbicara.

Namun ia kembali muram.
Andai kamera dan tripod miliknya ada untuk mengabadikan momen ini.
Tapi mungkin momen itu disuguhkan untuk dinikmati di dalam kekinian.
Ia kembali girang.
Namun, ia kembali muram lagi.
Andai ada orang yang bisa kubagi bersama keindahan ini.
Tapi mungkin Tuhan mau ia membagi momen itu hanya bersama-Nya, di dalam kesendirian. Di dalam keheningan Ia berbicara.
Malam ini mungkin bisa menjadi lebih baik.





Thank you for tonight Om Han, I really had a great time with you Om Han even though you have left me with so much confusions. And every part of my heart break into pieces for every question that left unanswered and for every answer that has not ready yet to be revealed. Although I keep on learning to be patient in trusting your journey. Even though sometimes I feel like I wanna take a leap and challenge fate. Though I keep telling  and telling myself again that I should be a little more patient. Because I am getting there.


14/07/2014. Atap Okinawa 75.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar